Sabtu, 22 November 2014

Sejarah Perkembangan ke Luar Angkasa

Perkembangan misi ruang angkasa berawak
Empat puluh tahun lalu, dimulai era baru dalam sejarah umat manusia. Yakni perjalanan manusia ke ruang angkasa. Cerita fiksi petualangan manusia di luar angkasa semacam Flash Gordon, pelan-pelan menjadi kenyataan. Tonggak sejarah penerbangan manusia ke luar angkasa dikukuhkan oleh Uni Sovyet, dengan mengirim kosmonotnya Yuri Gagarin dalam misi ruang angkasa berawak pertama. Pada tanggal 12 April tahun 1961, selama 108 menit pesawat ruang angkasa Vostok 1 mengorbit Bumi. Misi Gagarin ini melanjutkan sukses program satelit ruang angkasa Sputnik tahun 1957. Sukses misi ruang angkasa kosmonot Gagarin, mengukuhkan posisi Uni Sovyet sebagai pusat teknologi Blok Timur saat itu. Amerika Serikat yang merasa ditantang oleh Uni Sovyet, dengan segera menyiapkan misi tandingan yang lebih bergengsi. Yakni penerbangan ke Bulan. Untuk itu, ahli roket Jerman yang pada perang dunia kedua dipandang sebagai musuh bebuyutan, Wehrner von Braun diundang ke pusat antariksa di AS. Boleh dikatakan, tanpa von Braun, Amerika Serikat tidak akan mampu dengan cepat menyusul sukses Uni Sovyet. Setelah rangkaian misi percobaan roket tidak berawak, Amerika Serikat baru dapat mengirimkan misi berawak ke luar angkasa pada tahun 1968, dengan peluncuran Apollo 7. Ironisnya pada tahun yang sama, perintis penerbangan berawak ke luar angkasa, Yuri Gagarin tewas akibat kecelakaan jatuhnya pesawat tempur yang dipilotinya di dekat Moskow. Kecelakaan yang menawaskan Gagarin memang amat misterius, dan sampai sekarang tetap menjadi teka-teki yang belum terpecahkan. Wernher von Braun yang diangkat menjadi direktur pusat penerbangan Marshall milik NASA, pada akhir tahun 60-an itu bertanggung jawab untuk pengembangan roket pengangkut Saturn lima. Inilah roket superbooster yang mampu menerbangkan manusia ke bulan. Impian manusia menginjak bulan terwujud pada tanggal 20 Juli tahun 1969. Dengan kode sandi "elang sudah mendarat", komandan modul pendarat Edwin Aldrin melaporkan sukses pendaratan ke stasiun bumi. Komandan misi pendaratan di bulan, Neil Armstrong menjadi manusia pertama yang menginjak permukaan bulan. Dengan kata-kata, "ini hanyalah langkah kecil bagi manusia, namun lompatan raksasa bagi peradaban", Armstrong menandai sukses AS mengungguli Uni Sovyet dalam misi ke bulan. Perang dingin yang mewarnai persaingan teknologi ruang angkasa, berubah menjadi dorongan positif bagi perkembangan teknologi itu sendiri. Namun persaingan memang tidak berhenti sampai di situ. Misi pendaratan manusia di bulan dilanjutkan, dan menjadi tulang punggung misi ruang angkasa AS. Terakhir pendaratan awak Apollo 17 di bulan pada tanggal 12 Juli 1972. Setelah itu perlombaan misi ruang angkasa berawak nampak surut. Digantikan oleh misi yang lebih bersifat ekonomi dan penelitian. Bulan tidak lagi jadi obyek menantang bagi misi berawak luar angkasa. Planet-planet yang jauh, seperti Mars misalnya menjadi lebih menantang untuk dijelajahi dengan misi penelitian tidak berawak. Akan tetapi perlombaan misi ruang angkasa berawak tidak berhenti. Pada bulan Februari tahun 1986, Uni Sovyet meluncurkan stasiun ruang angkasa Mir. Era baru perlombaan sudah dibuka. Mir semula direncanakan akan beroperasi selama 10 tahun sebelum dibesi tuakan. Namun peta politik dunia berubah amat drastis di akhir tahun 80-an. Memasuki awal tahun 90-an, tiba-tiba Uni Sovyet bubar, perang dingin berhenti, dan perlombaan persenjataan luar angkasa nampaknya juga mereda. Mula-mula awak Mir memang terbatas pada kosmonot Rusia, atau negara-negara bekas Uni Sovyet. Namun seiring dengan kesulitan keuangan serta angin keterbukaan di Rusia, mulailah astronot dari negara sahabat di Eropa diikutsertakan dalam misi Mir. Umur hidup Mir juga diperpanjang menjadi 15 tahun, dengan bantuan teknologi AS yang dulu menjadi musuh bebuyutan Uni Sovyet. Memasuki tahapan akhir masa tugasnya stasiun ruang angkasa Mir berubah menjadi saranan perdamaian di luar angkasa. Mir akhirnya dijatuhkan secara terkendali ke Bumi tanggal 23 Maret lalu. Namun bibit perdamian dan kerjasama luar angkasa yang disemai Mir menunjukan hasilnya. Ruang angkasa kini menjadi kawasan internasional, dan program paling ambisius dicanangkan oleh 16 negara, dengan pembangunan stasiun ruang angkasa internasional ISS. Diharapkan akhir tahun 2003, stasiun seharga 96 milyar Dolar itu siap dihuni, dan membuka sejarah baru misi penerbangan berawak ke luar angkasa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar